Segala puji hanya bagi Allah s.w.t., Tuhan empunya sekalian Alam, Tiada Ia berhajat kepada selain-Nya, malah selain-Nya lah yang berhajat kepada-Nya. Selawat dan salam semoga dilimpahkan Allah s.w.t. ke atas junjungan kita Sayyidina Nabi Muhammad s.a.w. (Ya Allah tempatkan baginda di tempat yang terpuji sepertimana yang Kau janjikan Amin) Beserta Ahlulbayt dan Para Sahabat R.anhum yang mulia lagi mengerah keringat menyebarkan Islam yang tercinta. Dan kepada mereka yang mengikut mereka itu dari semasa ke semasa hingga ke hari kiamat...Ya Allah Ampuni kami, Rahmati Kami, Kasihani Kami ...Amin
Amma Ba'du,
Maka fakir suka untuk berkongsi dengan saudara yang tercinta akan Kitab Tijanud Darari Ala Risalah Al-Baijuri , fakir sangat mengesyorkan kepada saudara-saudara untuk memiliki kitab ini, matannya dikarang oleh Syaikhul Azhar Ibrahim bin Muhammad Al-Baijuri r.anhu, dan syarahnya dikarang oleh Al-Imam Muhammad Ibnu Umar Nawawi Al-Banteni r.anhu.
Pada m/s 18, cetakan Pustaka Mampir, Lughatul Indonesiah, :
Adapun Dalil tentang Esanya perbuatan Allah, dalam arti tidak adanya Kam Munfhasil pada perbuatan-Nya tersebut, yaitu terjadi bagi selain Allah SWT kekuatan memberi bekas di dalam salah satu perbuatannya dengan kemampuannya sendiri. (maknanya Mustahil ada selain Allah SWT yang memberi bekas...pent.)
Maka , seandainya engkau memperkirakan bahawa sesuatu dapat memberikan bekas dengan tabiatnya sendiri, maka pasti bahwa atsar(benda yang memberi bekas itu..pent) itu tidak butuh (perlu...pent.)
kepada Tuhan kita Yang Maha Agung, Yang Maha Perkasa. bagaimana mungkin sedangkan Dia (Allah SWT....pent.) adalah Zat yang dibutuhkan oleh setiap sesuatu selain Dia.
Dan apabila engkau perkirakan sesuatu itu dapat memberikan bekas dengan kekuatan yang Allah ciptakan padanya, sebagaimana yang DISANGKAKAN OLEH SEBAHAGIAN BESAR KALANGAN AWAM ORANG-ORANG BERIMAN. Mereka meyakini bahwa sebab-sebab yang biasa terjadi dapat memberi bekas DENGAN KEKUATAN YANG ALLAH CIPTAKAN PADA SEBAB-SEBAB TERSEBUT.
Seandainya Allah mengangkat kekuatan itu darinya, maka dia tidak dapat memberi bekas .
Contohnya : seperti persangkaan
mereka bahawa makanan dapat memberi bekas dalam mewujudkan rasa kenyang, dan bahwa minuman dapat memberikan bekas dalam mewujudkan hilangnya dahaga, dan bahwa api itu dapat memberikan bekas dengan mewujudkan pembakaran, dan bahwa pisau dapat memberikan bekas dalam mewujudkan pemotongan, DENGAN SATU KEKUATAN YANG ALLAH CIPTAKAN PADA HAL TERSEBUT.
MAKA KEYAKINAN SEPERTI ITU BATAL (tidak benar) juga, kerana menunjukkan Tuhan kita Yang Maha Agung dan Maha Perkasa butuh (perlu...pent.) kepada perantara. Padahal sesungguhnya Zat Allah Ta'ala mempunyai sifat Maha Kaya yang mutlak pada segala sesuatau selain Dia.
Dan orang yang mempunyai keyakinan seperti itu (yakni keyakinan tentang benda memberi bekas dengan kekuatan yang Allah cipatakan padanya...pent..) tidak menjadi kafir, tetapi menjadi orang yang fasik.
Dan mirip dengan keyakinan ini adalah i'tikadnya orang-orang Muktazilah : "Bahawa seorang hamab dapat menciptakan perbuatannya sendiri yang ikhtiariyah dengan kekuatan yang Allah ciptakan pada dirinya", kerana itu orang-orang Muktazilah adalah orang yang fasiq (bagi fahaman tentang perkara ini..penting.).
Bersambung ....
Wallahu Yahdi ila sawaissabil...
Selawat dan salam sebanyaknya semoga dilimpahkan Allah s.w.t. ke atas junjungan besar kita Sayyidina Nabi Muhammad s.a.w. , (Ya Allah Tempatkanlah Junjungan kami di tempat yang terpuji sepertimana yang Kau janjikan..Amin) Beserta para sahabat dan Ahlulbayt r.anhum yang sangat kasih mereka itu kepada umat ini. Segala puji hanya bagi Allah s.w.t., Tiada Daya Upaya melainkan Allah s.w.t., Dan Allah jua yang memberi petunjuk dan Allah s.w.t. Maha Mengetahui..
Jazakallah Khairan Kathira...(^_^)
Al-Faqir wal Haqir Ilallah,
Salim Azham (MSA)
Amma Ba'du,
Maka fakir suka untuk berkongsi dengan saudara yang tercinta akan Kitab Tijanud Darari Ala Risalah Al-Baijuri , fakir sangat mengesyorkan kepada saudara-saudara untuk memiliki kitab ini, matannya dikarang oleh Syaikhul Azhar Ibrahim bin Muhammad Al-Baijuri r.anhu, dan syarahnya dikarang oleh Al-Imam Muhammad Ibnu Umar Nawawi Al-Banteni r.anhu.
Pada m/s 18, cetakan Pustaka Mampir, Lughatul Indonesiah, :
Adapun Dalil tentang Esanya perbuatan Allah, dalam arti tidak adanya Kam Munfhasil pada perbuatan-Nya tersebut, yaitu terjadi bagi selain Allah SWT kekuatan memberi bekas di dalam salah satu perbuatannya dengan kemampuannya sendiri. (maknanya Mustahil ada selain Allah SWT yang memberi bekas...pent.)
Maka , seandainya engkau memperkirakan bahawa sesuatu dapat memberikan bekas dengan tabiatnya sendiri, maka pasti bahwa atsar(benda yang memberi bekas itu..pent) itu tidak butuh (perlu...pent.)
kepada Tuhan kita Yang Maha Agung, Yang Maha Perkasa. bagaimana mungkin sedangkan Dia (Allah SWT....pent.) adalah Zat yang dibutuhkan oleh setiap sesuatu selain Dia.
Dan apabila engkau perkirakan sesuatu itu dapat memberikan bekas dengan kekuatan yang Allah ciptakan padanya, sebagaimana yang DISANGKAKAN OLEH SEBAHAGIAN BESAR KALANGAN AWAM ORANG-ORANG BERIMAN. Mereka meyakini bahwa sebab-sebab yang biasa terjadi dapat memberi bekas DENGAN KEKUATAN YANG ALLAH CIPTAKAN PADA SEBAB-SEBAB TERSEBUT.
Seandainya Allah mengangkat kekuatan itu darinya, maka dia tidak dapat memberi bekas .
Contohnya : seperti persangkaan
mereka bahawa makanan dapat memberi bekas dalam mewujudkan rasa kenyang, dan bahwa minuman dapat memberikan bekas dalam mewujudkan hilangnya dahaga, dan bahwa api itu dapat memberikan bekas dengan mewujudkan pembakaran, dan bahwa pisau dapat memberikan bekas dalam mewujudkan pemotongan, DENGAN SATU KEKUATAN YANG ALLAH CIPTAKAN PADA HAL TERSEBUT.
MAKA KEYAKINAN SEPERTI ITU BATAL (tidak benar) juga, kerana menunjukkan Tuhan kita Yang Maha Agung dan Maha Perkasa butuh (perlu...pent.) kepada perantara. Padahal sesungguhnya Zat Allah Ta'ala mempunyai sifat Maha Kaya yang mutlak pada segala sesuatau selain Dia.
Dan orang yang mempunyai keyakinan seperti itu (yakni keyakinan tentang benda memberi bekas dengan kekuatan yang Allah cipatakan padanya...pent..) tidak menjadi kafir, tetapi menjadi orang yang fasik.
Dan mirip dengan keyakinan ini adalah i'tikadnya orang-orang Muktazilah : "Bahawa seorang hamab dapat menciptakan perbuatannya sendiri yang ikhtiariyah dengan kekuatan yang Allah ciptakan pada dirinya", kerana itu orang-orang Muktazilah adalah orang yang fasiq (bagi fahaman tentang perkara ini..penting.).
Bersambung ....
Wallahu Yahdi ila sawaissabil...
Selawat dan salam sebanyaknya semoga dilimpahkan Allah s.w.t. ke atas junjungan besar kita Sayyidina Nabi Muhammad s.a.w. , (Ya Allah Tempatkanlah Junjungan kami di tempat yang terpuji sepertimana yang Kau janjikan..Amin) Beserta para sahabat dan Ahlulbayt r.anhum yang sangat kasih mereka itu kepada umat ini. Segala puji hanya bagi Allah s.w.t., Tiada Daya Upaya melainkan Allah s.w.t., Dan Allah jua yang memberi petunjuk dan Allah s.w.t. Maha Mengetahui..
Jazakallah Khairan Kathira...(^_^)
Al-Faqir wal Haqir Ilallah,
Salim Azham (MSA)